Rambut
hanya tujuh nisan terbelah
tempat kita pernah singgah
menyimpan rambutmu
di helai rambutku
Konawe, 2009
hanya tujuh nisan terbelah
tempat kita pernah singgah
menyimpan rambutmu
di helai rambutku
Konawe, 2009
Ibu
sesorean ini
bau tubuhmu tercium lagi
pada reranting
jarimu menirus
seperti pelukan belum selesai
sudah ya
tanggalkan dulu doa-doamu
aku hanya ingin mendengar suaramu
ibu
Konawe, 2009
Tentang Hujan
hujan turun siang
kunangkunang liang batu* bertenang
hendak tinggalkan wangi pandan
karena kisah tak selesai di atas sampan
bolehkah menghujan di matamu
agar tiada lagi tanya
mengapa berbasahan sesiang ini?
Unggulino, 2009
* liang batu: tempat perempuan pemecah batu
sesorean ini
bau tubuhmu tercium lagi
pada reranting
jarimu menirus
seperti pelukan belum selesai
sudah ya
tanggalkan dulu doa-doamu
aku hanya ingin mendengar suaramu
ibu
Konawe, 2009
Tentang Hujan
hujan turun siang
kunangkunang liang batu* bertenang
hendak tinggalkan wangi pandan
karena kisah tak selesai di atas sampan
bolehkah menghujan di matamu
agar tiada lagi tanya
mengapa berbasahan sesiang ini?
Unggulino, 2009
* liang batu: tempat perempuan pemecah batu
Tuhan Mencintaimu
: wma
semalaman kau melawan koma
sepagi ini kabarmu tiba
sekadar mengingatmu di kantor horison
di antara sisipan kaki langit
kau bawakan mug dari pasar minggu
untuk kupakai minum di tim
sambil bercerita
tentang ginjal kita yang tak bertemu
tuhan mencintaimu
kami setelahnya
Konawe, 23 November 2009
: wma
semalaman kau melawan koma
sepagi ini kabarmu tiba
sekadar mengingatmu di kantor horison
di antara sisipan kaki langit
kau bawakan mug dari pasar minggu
untuk kupakai minum di tim
sambil bercerita
tentang ginjal kita yang tak bertemu
tuhan mencintaimu
kami setelahnya
Konawe, 23 November 2009
Sebelum Semut Berkerumun
yang menyeduh kopi setiap pagi
jika nanti membumbung asapnya
tak perlu memanggil
aku pasti datang
sebelum semut berkerumun
Konawe, 2009
Kelingking
doaku kecil saja
lima belas ayat lima jari
bukan empu jari memuji
atau telunjuk kau tunduk
bukan tengah pemenang laga
atau pemanis lemari harta
aku kelingking saja
berdenyut di hidungmu
Konawe, 2009
Bermalam Matamu
bermalam di matamu
sandarkan sesak mimpi menghamba
isakmu sujud alir perigi
mengapi di puting susu
mengaji di matamu
kobarkan bedama benak kekanak
amarahmu simbar para resi
mengair di lesung pipi
bermalam matamu
basuh daki dan napas
sebelum kafan berpapan lahad
Konawe, 2009
yang menyeduh kopi setiap pagi
jika nanti membumbung asapnya
tak perlu memanggil
aku pasti datang
sebelum semut berkerumun
Konawe, 2009
Kelingking
doaku kecil saja
lima belas ayat lima jari
bukan empu jari memuji
atau telunjuk kau tunduk
bukan tengah pemenang laga
atau pemanis lemari harta
aku kelingking saja
berdenyut di hidungmu
Konawe, 2009
Bermalam Matamu
bermalam di matamu
sandarkan sesak mimpi menghamba
isakmu sujud alir perigi
mengapi di puting susu
mengaji di matamu
kobarkan bedama benak kekanak
amarahmu simbar para resi
mengair di lesung pipi
bermalam matamu
basuh daki dan napas
sebelum kafan berpapan lahad
Konawe, 2009
Bambu Ah Wah
hai hawa
bambu redah tanah
baluwarti paling ramah
kelambu bambu bercumbu
dada dan jakun setinggi bumbung
tapi laras tak naik tiras
ahhwa
dua paha sejaras
meski tak rias napak tilas
diulas beruas-ruas ujung tiras
ah wah
hidup tak tentu
zakaria juga begitu
Konawe, 2009
hai hawa
bambu redah tanah
baluwarti paling ramah
kelambu bambu bercumbu
dada dan jakun setinggi bumbung
tapi laras tak naik tiras
ahhwa
dua paha sejaras
meski tak rias napak tilas
diulas beruas-ruas ujung tiras
ah wah
hidup tak tentu
zakaria juga begitu
Konawe, 2009
Penyetia 2
hanya malam gigil memanggil
dan dinding gua berbasahan
kaukah yang bertenang itu, penyetia?
apakah bisa menamatkan resah
membiarkan dirimu mengendap samar?
diam saja
letih telah kau pintal
apalagi berbisik
menyebut namaku
mengendaplah semaumu
aku bergelak suka
Konawe, 2009
hanya malam gigil memanggil
dan dinding gua berbasahan
kaukah yang bertenang itu, penyetia?
apakah bisa menamatkan resah
membiarkan dirimu mengendap samar?
diam saja
letih telah kau pintal
apalagi berbisik
menyebut namaku
mengendaplah semaumu
aku bergelak suka
Konawe, 2009
Mencari Ibu
: Ayu
duduklah
kita berdendang
kubawakan daun merah muda
dari tujuh sumur batu*
tempat mandi bidadari
aku tak bisa menulis padi
ilalang merimbun dua belas jarimu
dangau membawa jejak mimpi
nak, ibumu tak teduh seperti ibuku
tak bisa kucari
mungkin bianglala bisa tiruskan wajahnya
di antara semak
di sinilah kita bernyanyi
ketika ibumu kali pertama menyusu
kuceritakan legenda seperti ibuku
peluklah
kita berhitung
berapa bidadari membasuh wajah
berapa rusa dan pemburu
atau berapa bocah dan peluru
kenapa daun merah muda ini hanya satu
nak, mari bermimpi
dengan doa ibuku
bukan dengan doa ibumu
Sumur Batu, 2008
*sumur batu, legenda suku Moronene, titisan tujuh bidadari dan Oheo.
: Ayu
duduklah
kita berdendang
kubawakan daun merah muda
dari tujuh sumur batu*
tempat mandi bidadari
aku tak bisa menulis padi
ilalang merimbun dua belas jarimu
dangau membawa jejak mimpi
nak, ibumu tak teduh seperti ibuku
tak bisa kucari
mungkin bianglala bisa tiruskan wajahnya
di antara semak
di sinilah kita bernyanyi
ketika ibumu kali pertama menyusu
kuceritakan legenda seperti ibuku
peluklah
kita berhitung
berapa bidadari membasuh wajah
berapa rusa dan pemburu
atau berapa bocah dan peluru
kenapa daun merah muda ini hanya satu
nak, mari bermimpi
dengan doa ibuku
bukan dengan doa ibumu
Sumur Batu, 2008
*sumur batu, legenda suku Moronene, titisan tujuh bidadari dan Oheo.
Kutang Pancara
kutunggu engkau di pancara
melewati sungai konaweha
perempuan pasir menyimpan pokea di kutangnya
jangan takut tenggelam
kita buka dengan kancing baju
agar keringatmu menderas
sudah lama mengail dakimu apung
tapi tak pernah tenggelam lelah
belum bisa mengeja titahmu tatih
padahal kau memanggilku lelaki air
setelah menyelam dalam tangis anakmu
apakah aku mirip perempuan batu menangis?
kutunggu engkau di pancara
menjadi bilalmu
dan dayung masa tuamu
apakah engkau akan datang kutangku?
kutang yang engkau titipkan padaku
sudah kupenuhi beras
kau tak perlu memelas
dua tiga lelaki mendayung tubuhmu
Laosu, 2010
kutunggu engkau di pancara
melewati sungai konaweha
perempuan pasir menyimpan pokea di kutangnya
jangan takut tenggelam
kita buka dengan kancing baju
agar keringatmu menderas
sudah lama mengail dakimu apung
tapi tak pernah tenggelam lelah
belum bisa mengeja titahmu tatih
padahal kau memanggilku lelaki air
setelah menyelam dalam tangis anakmu
apakah aku mirip perempuan batu menangis?
kutunggu engkau di pancara
menjadi bilalmu
dan dayung masa tuamu
apakah engkau akan datang kutangku?
kutang yang engkau titipkan padaku
sudah kupenuhi beras
kau tak perlu memelas
dua tiga lelaki mendayung tubuhmu
Laosu, 2010
Penulis dikenal sebagai dramawan, penyair, dan filmaker. Sejumlah karyanya dalam bentuk skenario sudah pernah dipentaskan di beberapa pementasan baik di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Solo, Palu, dan beberapa kampung kecil di Sulawesi Tenggara. Dia juga kadang berlakon dalam pementasan sandiwara yang disutradarainya. Adhy Rical juga produktif menulis sejumlah puisi. Sesungguhnya sosok ini cemerlang di bidang sastra dan pementasan drama dan sandiwara. Namun, keseringannya terlibat dalam dunia audio-visual, maka lahir pula karya yang lain seperti film, iklan layanan masyarakat, dan video klip. Tahun terakhir membuat video klip Dina Mariana dan Utha Likumahua untuk program Bahteramas milik Pemda Sultra. Sejak mahasiswa, pernah menjadi redaktur pelaksana tabloid PODIUM Pers Mahasiswa Universitas Haluoleo (Unhalu), bekerja pada buletin BSI FKIP Unhalu, dan majalah Lendir Kendari. Pernah pula menjadi penyiar di Radio Swara Alam, dan RRI Pro2 FM Kendari. Keduanya untuk program seni daerah. Pernah magang di Teater Garasi Yogyakarta. Prestasi terakhir yang dimiliki adalah Penyaji Terbaik dan Sutradara Terbaik pada Festival Drama Pelajar Nasional 2006 di Semarang. Beberapa tulisannya tersebar di media lokal dan nasional. Kini memimpin komunitas seni TAM Kendari. Menetap di Kendari (Biodata ini dikutip dari http://theindonesianwriters.wordpress.com/panel-penulis/tentang-penulis/adhy-rical/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar