Rabu, 10 November 2010

ABDUL RAZAK ABADI "ADHY RICAL"


Rambut

hanya tujuh nisan terbelah
tempat kita pernah singgah
menyimpan rambutmu
di helai rambutku

Konawe, 2009


Ibu

sesorean ini
bau tubuhmu tercium lagi
pada reranting
jarimu menirus
seperti pelukan belum selesai

sudah ya
tanggalkan dulu doa-doamu
aku hanya ingin mendengar suaramu
ibu

Konawe, 2009


Tentang Hujan

hujan turun siang
kunangkunang liang batu* bertenang
hendak tinggalkan wangi pandan
karena kisah tak selesai di atas sampan


bolehkah menghujan di matamu
agar tiada lagi tanya
mengapa berbasahan sesiang ini?

Unggulino, 2009
* liang batu: tempat perempuan pemecah batu


Tuhan Mencintaimu
: wma

semalaman kau melawan koma
sepagi ini kabarmu tiba
sekadar mengingatmu di kantor horison
di antara sisipan kaki langit
kau bawakan mug dari pasar minggu
untuk kupakai minum di tim
sambil bercerita
tentang ginjal kita yang tak bertemu

tuhan mencintaimu
kami setelahnya

Konawe, 23 November 2009


Sebelum Semut Berkerumun

yang menyeduh kopi setiap pagi
jika nanti membumbung asapnya
tak perlu memanggil
aku pasti datang
sebelum semut berkerumun

Konawe, 2009


Kelingking

doaku kecil saja
lima belas ayat lima jari

bukan empu jari memuji
atau telunjuk kau tunduk
bukan tengah pemenang laga
atau pemanis lemari harta

aku kelingking saja
berdenyut di hidungmu

Konawe, 2009


Bermalam Matamu

bermalam di matamu
sandarkan sesak mimpi menghamba
isakmu sujud alir perigi
mengapi di puting susu

mengaji di matamu
kobarkan bedama benak kekanak
amarahmu simbar para resi
mengair di lesung pipi

bermalam matamu
basuh daki dan napas
sebelum kafan berpapan lahad

Konawe, 2009


Bambu Ah Wah

hai hawa
bambu redah tanah
baluwarti paling ramah
kelambu bambu bercumbu
dada dan jakun setinggi bumbung
tapi laras tak naik tiras

ahhwa
dua paha sejaras
meski tak rias napak tilas
diulas beruas-ruas ujung tiras

ah wah
hidup tak tentu
zakaria juga begitu

Konawe, 2009


Penyetia 2

hanya malam gigil memanggil
dan dinding gua berbasahan
kaukah yang bertenang itu, penyetia?

apakah bisa menamatkan resah
membiarkan dirimu mengendap samar?

diam saja
letih telah kau pintal
apalagi berbisik
menyebut namaku

mengendaplah semaumu
aku bergelak suka

Konawe, 2009


Mencari Ibu
: Ayu

duduklah
kita berdendang
kubawakan daun merah muda
dari tujuh sumur batu*
tempat mandi bidadari

aku tak bisa menulis padi
ilalang merimbun dua belas jarimu
dangau membawa jejak mimpi

nak, ibumu tak teduh seperti ibuku
tak bisa kucari
mungkin bianglala bisa tiruskan wajahnya
di antara semak

di sinilah kita bernyanyi
ketika ibumu kali pertama menyusu
kuceritakan legenda seperti ibuku

peluklah
kita berhitung
berapa bidadari membasuh wajah
berapa rusa dan pemburu
atau berapa bocah dan peluru
kenapa daun merah muda ini hanya satu

nak, mari bermimpi
dengan doa ibuku
bukan dengan doa ibumu


Sumur Batu, 2008
*sumur batu, legenda suku Moronene, titisan tujuh bidadari dan Oheo.

Kutang Pancara

kutunggu engkau di pancara
melewati sungai konaweha
perempuan pasir menyimpan pokea di kutangnya
jangan takut tenggelam
kita buka dengan kancing baju
agar keringatmu menderas

sudah lama mengail dakimu apung
tapi tak pernah tenggelam lelah
belum bisa mengeja titahmu tatih
padahal kau memanggilku lelaki air
setelah menyelam dalam tangis anakmu
apakah aku mirip perempuan batu menangis?

kutunggu engkau di pancara
menjadi bilalmu
dan dayung masa tuamu
apakah engkau akan datang kutangku?

kutang yang engkau titipkan padaku
sudah kupenuhi beras
kau tak perlu memelas
dua tiga lelaki mendayung tubuhmu

Laosu, 2010
 

Penulis dikenal sebagai dramawan, penyair, dan filmaker. Sejumlah karyanya dalam bentuk skenario sudah pernah dipentaskan di beberapa pementasan baik di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Solo, Palu, dan beberapa kampung kecil di Sulawesi Tenggara. Dia juga kadang berlakon dalam pementasan sandiwara yang disutradarainya. Adhy Rical juga produktif menulis sejumlah puisi. Sesungguhnya sosok ini cemerlang di bidang sastra dan pementasan drama dan sandiwara. Namun, keseringannya terlibat dalam dunia audio-visual, maka lahir pula karya yang lain seperti film, iklan layanan masyarakat, dan video klip. Tahun terakhir membuat video klip Dina Mariana dan Utha Likumahua untuk program Bahteramas milik Pemda Sultra. Sejak mahasiswa, pernah menjadi redaktur pelaksana tabloid PODIUM Pers Mahasiswa Universitas Haluoleo (Unhalu), bekerja pada buletin BSI FKIP Unhalu, dan majalah Lendir Kendari. Pernah pula menjadi penyiar di Radio Swara Alam, dan RRI Pro2 FM Kendari. Keduanya untuk program seni daerah. Pernah magang di Teater Garasi Yogyakarta. Prestasi terakhir yang dimiliki adalah Penyaji Terbaik dan Sutradara Terbaik pada Festival Drama Pelajar Nasional 2006 di Semarang. Beberapa tulisannya tersebar di media lokal dan nasional. Kini memimpin komunitas seni TAM Kendari. Menetap di Kendari (Biodata ini dikutip dari http://theindonesianwriters.wordpress.com/panel-penulis/tentang-penulis/adhy-rical/)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar